karakter=label

Akhirnya tulisan terakhir yang dinanti-nanti oleh para peserta nge-blog berjamaah release, afwan ya, hehe. Sebenarnya saya orang yang sulit menulis dengan tema yang ditentukan,apalagi ini temanya cukup berat buat saya. But, berhubung ini tantangan agar blog-blog kami tidak berdebu dan menjadi tempat yang Nyaman untuk laba-laba bersarang, saya terima tantangannya! Bismillah mari kita mulai

Kalau ditanya definisi karakter, lebih afdholnya silakan teman-teman buka buku psikologi, tanya om google, atau wawancarain tu calon psikolog. Saya sih ga bisa memberikan definisi karakter yang ilmiah, tapi bicara karakter saya langsung menghubungkannya dengan sifat seseorang. Jadi karakter itu semacam penanda atau label buat seseorang. Contohnya “kamu kenal fulanah ga? fulanah yang mana? Itu lo fulanah yang supel” atau “eh eh itu kan mas B ; mas B mana ; yang agak pemarah itu lo.” Ya itu sih definisi sederhana dari saya, ga tau deh kalau dari buku psikologi, psikolog atau calon psikolog.

Hasil dari penelusuran di google, katanya karakter itu hasil pembentukan dari waktu yang lama. Trus kalau mau diubah sepertinya sulit ya. sulit buat kita karna sudah jadi kebiasaan sampai bertahun-tahun dan kita telah merasa nyaman bersama dengan si karakter. Mungkin juga akan menimbulkan perasaan tidak nyaman dengan orang yang berinteraksi dengan kita, contohnya si B yang biasanya cerewet tiba-tiba jadi makhluk terkalem dikelas. Temen-temennya pasti pada nanya, eh sakit ya, lagi ada masalah, dll. Atau yang biasanya pendiam tiba-tiba jadi rame ga jelas, orang-orang pada heran, ini anak salah minum obat atau kesambet dimana ya. karna jadi label, susah mengubahnya.

Tapi gimana kalau karakter yang melekat pada kita bukan yang baik? Suka badmood, suka marah, suka ngambek dan sederet sifat-sifat jelek lainnya yang bikin semua orang ngedumel. Prinsipnya harus mutualisme, saling menguntungkan. Enak di kita enak di orang, kalau kita ngerasa itu karakter kita nyebelin, berusahalah untuk meminimalisir, menahan diri biar si karakter jelek tidak sering keluar. Setidaknya dengan meminimalisir keburukan, akan sedikit membuat interaksi kita dengan orang lain lebih nyaman. Tapi gimana kalau kita tidak menyadari karakter kita nyebelin, haa parah… tugas temennya dong harus ngingetin. O ya mungkin sedikit tips, manusia itu fitrahnya saling mempengaruhi, termasuk dalam hal sifat dan karakter. Semakin sering berinteraksi dengan orang-orang yang mempunyai sifat yang baik, mudah-mudahan kebaikannya bisa mempengaruhi kita. nah sebaliknya sering berinteraksi dengan orang-orang yang punya karakter buruk, berarti anda membuka jalan untuk hal-hal buruk masuk ke diri anda.

Kata mas opick, obat hati itu salah satunya berkumpul dengan orang soleh, mungkin juga obat dari karakter kurang baik adalah berkumpul dengan orang dengan karakter baik. Hehe, kesimpulan dari mana ini? Ya silakan disambung-sambungkan saja

Well, mungkin ini saja cerita sore tentang karakter, saya bersemangat menyelesaikan tulisan ini disela beberapa lembar tugas yang harus diketikkan malam ini. Terima kasih sudah mengajak saya bergabung dengan proyek ini ya masbro mbaksist, semoga blog kita ga banyak lagi sarang laba nya. Ditunggu kritik dan saran ya

Wallahu’alam        

4 komentar di “karakter=label

  1. apa mbak gigi udah baca tulisan saya ya? kok hampir sama dengan konsep “chip” nya saya? ato emg cm krn sehati? #halah…

    oya, ralat mbak, masbro dan mbaksist… hohoo

Tinggalkan komentar